PENGUSAHA
MAKARONI,
POTATO &KERUPUK
PERUSAAN
DARI PT MEKAR
Yang disusun oleh:
Ika Kumalasari G000170167/FAI UMS
Nur Hidayati Roisyah G000170161/FAI UMS
Yang disusun oleh:
Ika Kumalasari G000170167/FAI UMS
Nur Hidayati Roisyah G000170161/FAI UMS
A.
HASIL WAWANCARA
Nama
Usaha : PT. Mekar
Fokus
Bidang Usaha : Pembuatan makaroni, Potato,
dan kerupuk
Nama
Pemilik : Encu
Alamat
rumah dan tempat usaha : Selokaton 05/03, Gondangrejo,
Karanganyar
Nomor
NPWP : -
1.
Profil Usaha dan
deskripsi usaha :
PT. Mekar yang didirikan oleh Bapak Encu sejak tahun
2009 ini telah mempunyai 5 cabang yang berlokasi di Baratan(2009), Domasan(2009), Ngelar(2011), Selokaton(2013), dan Tasikmalaya(2017). Cabang ke-4 berlokasi di Selokaton 05/03 Gondangrejo Karanganyar berdiri sejak
2013.
Awalnya didirikan sendiri oleh Bapak Encu, namun setelah beberapa waktu, kakak beliau yaitu Bapak Yayan juga ikut
bergabung bersama Bapak Encu dalam mengelola bisnis ini. Latarbelakang
mendirikan PT. Mekar karena usaha kreditan sudah mulai sepi, kemudianBapak Encu
mencari inovasi baru yakni menciptakan makanan yang pasarannya lebih cepat
laku. Sedangkan usaha kreditan hanya mempunyai transaksi seminggu sekali. Hal
ini menjadi pertimbangan Bapak Encu dalam merencanakan makanan apa yang cepat
laku di pasaran namun bisa menghasilkan profit
yang besar. Tujuan dari didirikannya PT. Mekar ini adalah sebagai
penyambung hidup atau mencari nafkah sebagai pekerjaan sehari-hari.
Produk yang
ditawarkan adalah makaroni, Potato, dan Kerupuk dengan kemasan
plastik. Kemasan makaroni, Potato, dankerupuk dengan ukuran plastik yang berbeda-beda mulai dari
yang terkecil hingga paling besar.Awal
mula merintis hanya
memproduksisebanyak 50 kg. Sekarang 17 karung/ 4,5 kwintal, terkadang bisa memproduksi 30 karung/ 7,5 kwintal.
Bapak Encu melibatkan anggota keluarga dalam
mendirikan usahanya dan masyarakat sekitar yang dijadikan sebagai karyawan. Mereka adalah Mas Yayan dan Mas Imam selaku karyawan untuk
pengolahan /penggorengan, Mas Dadang/ Mas Samsul selaku Sopir, dan karyawan untuk packing serta yang lainnya sejumlah 60 orang. Jam kerja
pembuatan makaroni, Potato, dan kerupuk berbeda-beda. makaroni,
Potato,
dan kerupuk dipasarkan di beberapa titik lokasi, seperti
Baratan, Celengan, Boyolali, Klaten,
dll.
PT. Mekar
baru menciptakan dua rasa saja, dikarenakan kesusahan dalam menemukan bumbu baru
seperti bumbu sambel ijo
yang dulu sudah pernah dicoba. Dan selera dari konsumen lebih
kepada rasa pedas dan asin.
Dengan kualitas yang bagus dan bersih,serta dengan takaran bumbu yang pas, menjadi bukti bahwa PT. Mekar selalu
memperhatikan produknya-produknya. Produk-produk dari PT. Mekar sudah terjamin kualitasnya. Hal ini
karena produk-produknya
telah mendapatkan nomor dari Depkes dan nomor izin pemasaran yang mana setiap
jenis produk mempunyai nomor yang berbeda. PT. Mekar juga selalu memberikan bonus bagi yang menjual
produksinya dengan baik.
2. Produk/jasa
yang ditawarkan :
Produk yang ditawarkan dari usaha pak Encu ini yaitu
Potato,Makaroni,
dan Kerupuk
dengan kemasan plastik.
3. Konsumen yang menjadi
sasaran :
Konsumen atau pembeli di usaha potato, makaroni,
dan kerupuk ini beragam, yaitu mulai
dari masyarakat
sekitar, warung biasa, kalangan
mahasiswa/i, sekolah-
sekolah, pasar, dll.
4. Tempat
dan alamat usaha :
Tempat usaha PT. MekarBapak Encu ini berlokasi di Selokaton 05/03, Gondangrejo, Karanganyar.
5. Cara Bapak Encu mempertahankan
kepercayaan konsumen :
Dalam
mempertahankan kepercayaan konsumen, Bapak Encu memberikan berbagai kelebihan
pada produk yang ditawarkannya. Seperti kemasannya yang simple dan ekonomis,
harganya terjangkau, kebersihannya terjamin, kualitas terjamin, dan tersedia 2
jenis varian rasa. Serta telah mendapatkan izin secara resmi dari Depkes dan
mempunyai nomer izin pemasaran. Selain itu, kelebihan salah satu produk PT.
Mekar (makaroni) yaitu lebih tahan lama karena bentuk makaroni kecil dan tidak
mengembang. Berbeda dengan produk makaroni besar yang sering ditawarkan di
pasaran yang lebih mudah melempem.
6. Persaingan
yang dihadapi Bapak Encu dalam menjalankan bisnis pembuatan makaroni, potato, kerupuk :
Bapak Encu menjalankan usaha Makaroni, Potato, Kerupuk ini dengan menggunakan metode
persaingan secara sehat, karena tetangga bapak Encutidak ada yang memproduksi
selain dirinya. Hanya saja, di kalangan Klaten banyak yang sudah memproduksinya.
Cara yang dilakukan bapak Encu yakni mencari pemasaranyang sekiranya tidak
terlalu bersaing ketat dengan yanglainnya . Namun mereka tidak
pernah berebut konsumen satu sama lain, kemudian wilayah pemasarannya juga sudah dibagi-bagi secara merata.
7. Harga jual makaroni, potato, kerupuk :
PT. Mekar memberikan harga
terjangkau untuk konsumennya. Harga makaroni, kerupuk, dan potato ukuran kecil
hanyalah 500,- rupiah perbiji (perpcs). Harga perpack sebesar 3.200,- rupiah.
Menurut Bapak Endu, harga yang diberikan sales kepada toko/warung sebesar
3.500,- rupiah perpack, sedangkan harga pasaran di toko/warung menjadi 5.000,-
rupiah perpacknya.
8. Cara pengolahan makaroni, potato, kerupuk :
a.
Makaroni
Pertama, makaroni direndam dalam air garam selama
satu jam. Setelah itu makaroni ditiriskan dan menunggu minyak di penggorengan
hingga panas terlebih dahulu. Proses penggorengan makaroni dilakukan dengan 2
tahapan, yang pertama makaroni digoreng dalam minyak yang hangat/tidak terlalu
panas, kemudian digoreng lagi ke dalam minyak kedua yang suhunya panas sekali
dan sangat berbeda dengan minyak yang pertama. Setelah itu, makaroni ditiriskan
kemudian dimasukkan ke dalam mesin pengaduk bumbu. Dalam sekali
proses pengadukan, membutuhkan sebanyak 4 ember besar makaroni dengan
takaran bumbu yang berbeda. Untukrasa asin, cukup
dengan takaran 1 cangkir. Sedangkan untuk rasa pedas, yaitu 4 cangkir bubuk cabai dan 1
bubuk rasa asin. Setelah makaroni dan bumbu telah dimasukkan, mesin pengaduk
siap di putar selama kurang lebih 1 menit.Selanjutnya, makaroni yang telah
dibumbui diambil dan dimasukkan kedalam plastik yang berukuran 60cm x 100cm.
b.
Kerupuk
Proses pengolahan kerupuk sedikit berbeda dengan makaroni, karena untuk tahap
awal proses produksi kerupuk adalah kerupuk harus dijemur dibawah terik matahari selama 6 jam.
Setelah itu, kerupuk di oven selama 1 jam dengan tujuan agar kerupuk dapat mengembang saat digoreng. Tahap selanjutnya
yaitu penggorengan kerupuk menggunakan 2 minyak yang berbeda suhu. Minyak yang
pertama yaitu minyak yang suhunya hangat, sedangkan minyak yang kedua suhunya
panas. kerupuk digoreng dengan takaran 1 gayung ke dalam minyak yang
hangat. Jika kerupuk sudah mulai mengembang, kerupuk diangkat dan dimasukkan ke dalam minyak yang
panas. Pada proses penggorengan pada
minyak yang panas, harus dilakukan secara cepat sehingga kerupuk tidak menjadi gosong dan dapat menghasilkan kerupuk yang sempurna. Setelah matang, kerupuk ditiriskan dan siap untuk dimasukkan ke dalam mesin
pengaduk bumbu. Kemudian, dilakukan proses pengadukan bumbu serta pembungkusan
yang mana proses ini sama seperti proses yang dilakukan untuk produksi
makaroni.
c.
Potato
Proses produksi potato
berbeda dengan proses produksi makaroni dan kerupuk, karena hanya membutuhkan satu minyak hangat/tidak
terlalu panas. Pada tahap awal, potato dimasukkan ke dalam minyak hangat dengan
takaran setiap satu sesi proses penggorengan membutuhkan potato sebanyak 1
magicom. Proses penggorengan potato sangatlah singkat dan cepat. Setelah
matang, potato ditiriskan dan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk bumbu.
Kemudian, dilakukan proses pengadukan bumbu serta pembungkusan yang mana proses
ini sama seperti proses yang dilakukan untuk produksi makaroni dan kerupuk.
9.
Cara
pengelolaan hasil / laba dari usahamakaroni, potato, kerupuk :
Pengolahan laba dalam PT. Mekar sangatlah
konservatif. Disamping dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, laba yang telah
dihasilkan akan ditabung untuk dijadikan investasi bagi masa depan. Hasil dari
tabungan tersebut akan dipakai untuk bisa lebih mengembangkan PT. Mekar dalam
peningkatan hasil produksi maupun kualitas SDM yang telah ada. Dan juga
tabungan tersebut dijadikan sebagai modal untuk bisa membuka cabang baru di
suatu daerah ketika daerah tersebut berpotensi memberikan keuntungan setelah
melalui perhitungan yang matang.
Yang menanggung kerugian ialah bapak Encu sendiri.Jika produk tidak habis terjual dan mulai rusak, maka produk tidak diperjual-belikan
lagi melainkan akan dibakar dan menjadi bahan bakar untuk memasak selain
bahan bakar kayu.
11. Deskripsi Pertemuan
a.
Pertama
Pada hari jum'at tanggal22 September 2019,kami melakukan kunjungan dengan tujuan untuk melihat
lokasi pabrik, proses produksi dari persiapan bahan baku hingga proses
pengemasan,
serta untuk berkenalan dengan karyawan-karyawati yang bekerja disana. Kami tiba
di lokasi pabrik yang berlokasi di Selokaton 05/03,
Gondangrejo, Karanganyar pada pukul 10.30
WIB, namun ternyata proses produksi telah selesai
dikarenakan jam kerja pada hari jum'at dimulai dari jam 04.00-10.00 WIB, sedangkan untuk
selain hari jumat, jam kerjanya dimulai pukul 04.00-11.00 WIB. Kami hanya bisa berbincang-bincang dengan 2 karyawan
produksi, yaitu mas Yayan dan
mas Imam. Akhirnya kami melakukan
observasi ke tempat dilakukannya proses pengemasan
yang berlokasi di Selokaton
05/03, Gondangrejo,
Karanganyar yang terletak
tidak jauh dari pabriknya. Untuk proses pengemasan, PT.
Mekarmelibatkan warga sekitar. Pengemasan dilakukan di beberapa tempat oleh
para ibu rumah tangga. Mereka bisa membagi waktu antara menjadi ibu rumah
tangga dan menjadi seorang karyawati pengemasan produk makaroni.
Pengemasan dilakukan perbiji, yang mana kemudian dijadikan 1 pack dengan
berisikan 10 biji makaroni.
b.
Kedua
Tanggal
:27 September 2019
Narasumber : Yayan ( kakak pemilik perusahaan
Mekar).
Pertemuan kedua kami melakukan kunjungan untuk
wawancara sekaligus melihat proses pengolahan kerupuk. Dalam kunjungan tersebut
kita dikenalkan dengan beberarapa karyawan serta profesi masing-masing. Karyawan
produksi di pabrik bernama mas Yayan dan mas Imam, sedangkan sopir bernama mas
Syamsul/ mas Adang.
Dalam
proses produksi, stok bahan baku adalah salah satu diantara beberapa faktor
penting yang wajib diperhatikan. Bahan baku mentahnya diambil dari Sragen
karena pabrik Sragen sudah di-drop
oleh orang Tasikmalaya/China, jadi semua harus dari Tasikmalaya dulu baru
dikirim ke Sragen, serta surat izin untuk DO/surat pembelian berasal dari
Tasikmalaya. Proses produksi akan berhenti jika stok bahan baku habis.
Dari hasil wawancara dan pengamatan kami selama
kunjungan, kami mendapat beberapa informasi terkait dengan bahan-bahan yang
diperlukan untuk dilakukannya proses produksi. Rinciannya sebagai berikut:
1. Kerupuk
yang telah dioven
2. Bumbu
cabai(3 cangkir), asin(1 cangkir) untuk setiap 4 ember.
3. Bumbu
atom/bumbu racikan dan bumbu rahasia
4. Kayu
1 mobil untuk 3 hari, didapatkan
dari (Celengan), kayu yang dipakai pun tidak harus jenis kayu yang spesifik, kayu apapun yang
penting bisa dipakai untuk
membakar. Lebih memilih menggunakan
kayu
bakar karena prosesnya lebih
cepat dari pada pakai gas
karena lama
panasnya.Stok bahan mentah kerupuk akan datang setiap seminggu sekali. Dalam
sehari, bisa menggoreng kerupuk hingga sekitar 10 karung yang mana akan menjadi
65-72 plastik.
5. Minyak panas dan minyak hangat
Proses menggorengnya
dari minyak hangat terlebih dahulu baru kemudian minyak yang panas. Minyak yang panas membutuhkan kayu bakar yang lebih banyak dibandingkan
dengan minyak yang hangat. Minyak sisa ditampung terlebih dahulu
kemudian digunakan untuk
bahan penggorengan lagi dengan disaring terlebih dahulu. Minyak sisa ditambah
dengan minyak yang baru/dicampur/
disuling/disaring, jadi tidak ada minyak yang tersisa. Jika mungkin minyak
sudah tidak layak digunakan,
maka dimanfaatkan untuk menyalakan api.
Sedangkan untuk makaroni
sehari menghabiskan 30 karung dan minyak 22 dirigen/hari
6. Tempat
ovenuntuk mengoven kerupuk
sebelum kerupuk
digoreng
Untuk suhunya tidak ditentukan,hanya dikira kira. Sedangkan untuk makaronidan potato tidak melalui proses oven melainkan langsung ke tahap penggorengan.
Untuk suhunya tidak ditentukan,hanya dikira kira. Sedangkan untuk makaronidan potato tidak melalui proses oven melainkan langsung ke tahap penggorengan.
Pemasaran
didistribukan ke daerah Ponorogo, Solo, Boyolali, Sragen, dan Klaten ini bisa dilakukan dengan satu mobil yang memuat 684 bal/6700 pack.
Untuk pengemasan makaroni, kerupuk dan potato setiap1 karung dapat menghasilkan
230 pack/ 2300 biji. Untuk
proses
pengiriman, dilakukan
selama
1 minggu sebanyak 2
kali ke 2 tempat,
yaitu Klaten dan Boyolali. Dulu pernah sampai ke Bali, namun terlalu jauh untuk transportasi
serta menjadi lebih mahal dan
tidak
terjangkau. Untuk daerah
Sragen,
hanya dilakukan oleh sales
dengan berkeliling. Sales bisa mengambil sebanyak 10 karung/ 1000 pack
yang bisa terjual dalan satu hari. Sedangkan untukarea perkampungan bisa terjual 5 karung/ 500 pack. Kemasan
produk yang siap dijual kepasar-pasar dikirim menggunakan mobil oleh sopir yang
bernama mas Syamsul/ mas Adang.
c.
Ketiga
Tanggal 04 Oktober 2019 pada hari Jumat. Pembuatan
Potato Pertemuan ketiga ini, kami berfokus untuk melakukan observasi tentang
pembuatan potato. Observasi kami ini berlangsung dari pukul 08.30 sampai pukul
11.40 WIB. Observasi ini kami lakukan pada tempat produksi yang berlokasi di
Selokaton 05/03, Gondangrejo, Karanganyar. Kami bertemu kembali dengan mas
Yayan dan mas Imam. Kami dijelaskan tentang proses produksi potato, dimulai
dari persiapan bahan baku sampai pada pengemasan produk yang sudah jadi.
Untuk rincian proses untuk membuat potato ini adalah
persiapan bahan, proses penggorengan, proses pencampuran bumbu, dan akhirnya
proses pengemasan yang mana kemudian siap untuk dipasarkan. Proses produksi
potato berbeda dengan proses produksi makaroni dan kerupuk, karena hanya
membutuhkan satu minyak hangat/tidak terlalu panas. Pada tahap awal, potato
dimasukkan ke dalam minyak hangat dengan takaran setiap satu sesi proses
penggorengan membutuhkan potato sebanyak 1 magicom. Proses penggorengan potato
sangatlah singkat dan cepat. Lama penggorengan membutuhkan waktu sekitar 10
detik dan harus segera diangkat agar tidak gosong. Setelah matang, potato
ditiriskan dan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk bumbu. Proses ini hampir sama
dengan proses pencampuran bumbu pada produk lainnya, potato yang sudah digoreng
dimasukkan kedalam mesin sebanyak 4 ember besar dan kemudian dimasukkan bumbu
dengan takaran sesuai dengan varian rasa. Proses ini memakan waktu kurang lebih
selama 1 menit. Setelah 1 menit, potato yang sudah dibumbui dikemas dalam
plastik kemasan dan dimasukkan dalam plastik besar berukuran 60 cm x 100
cm/pack. Adapun plastik yang dipakai harus dijadikan rangkap 2 untuk
menghindari kemasan robek atau kerusakan lainnya. Plastik-plastik besar tadi
diikat dengan tali rafia kemudian dikumpulkan jadi 1 untuk kemudian dikirim
atau dipasarkan. Untuk proses pengiriman sendiri sebanyak 2 hari sekali untuk
kemasan yang kecil maupun besar. Jumlah potato yang telah diproduksi adalah
sebanyak 16 plastik besar potato rasa asin serta 74 plastik besar potato rasa
pedas yang berasal dari 13 karung bahan baku mentah. Ukuran plastik pada
kemasan potato yang kecil adalah 17 cm x 15 cm sedangkan tersedia juga kemasan
sedang yang berukuran 18 cm x 30 cm. Minyak yang dihabiskan selama proses ini
ada sebanyak 11 dirgen. Pengirimannya akan dilakukan ke Celengan dan juga
Baratan. Selain melakukan observasi pada pembuatan potato, kami juga sempat
melihat proses penjemuran kerupuk yang ada di pekarangan pabrik. Jenis kerupuk
yang sedang dijemur kali ini ternyata adalah kerupuk bulatmakaroni : 6 x 9 = isi/ pack =
14 x 22. makaroni
/ bal ukuranya 32 x 45
d.
Keempat
Proses
pengepackan perbiji (makaroni
rasa Asin dan Pedas)
Proses pengepack an
dilakukan di dusun Selokaton RT 5/RW 3 yang dimulai pukul 08.00-16.00 WIB.
Selama proses pengepacak an, kami bertemu langsung dengan para karyawan yang
merupakan ibu rumah tangga. Pengepackan dalam sehari bisa menghasilkan 200
pack, per pack berisi 10 biji, sedangkan per ball berisi 10 pack. Karyawaan
yang kami temui yaiu ibu Partini yang melakukan pengepackan makaroni pedas dan
ibu Dwi yang melakukan pengepackan makaroni asin. Ibu Partini dalam sehari
dapat menyelesaikan kurang lebih 1 ember/jam. Pabrik akan mengirimkan makaroni
sebanyak 7 karung.
Merk dagang diambil
dari daerah Klaten yaitu IDOLA. Setelah proses pengepackan selesai, pabrik akan
datang mengambil makaroni yang sudah siap dan pemasaran akan dilakukan secara
langsung di pabrik. Dalam proses pengepackan, kami pun turut membantu karyawan
untuk memyelesaikan pengepackan, selama proses pengepackan kami banyak
melakukan kesalahan karena memang belum terbiasa dan memang baru pertama kali.
e.
Kelima
Wawancara dengan pemilik perusahaan MEKAR bersama dengan bapak Encu, pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB di Selokaton 05/03, Gondangrejo, Karanganyar. Pada wawancara ini kami menanyakan seputar Laba-Rugi yang dimiliki oleh perusahaan Mekar . Berikut penjelasannya :
Wawancara dengan pemilik perusahaan MEKAR bersama dengan bapak Encu, pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB di Selokaton 05/03, Gondangrejo, Karanganyar. Pada wawancara ini kami menanyakan seputar Laba-Rugi yang dimiliki oleh perusahaan Mekar . Berikut penjelasannya :
a)
Jumlah
dana biaya untuk operasioal :
Barang
|
Jumlah
|
Harga
|
Mesin
Penggiling
|
1
|
Rp. 5.000.000
|
Wajan,
ekrak, spatula dll
|
2
|
Rp. 1.400.000
|
Oven
|
1
|
Rp. 3.000.000
|
Terpal
|
1
|
Rp. 200.000
|
Ember
|
5
|
Rp. 400.000
|
Total
|
Rp.
10.000.000
|
b)
Biaya Produksi perhari
Barang/bahan
|
Jumlah
|
Harga
|
Plastik
|
15
Kg x @28.000
|
Rp. 420.000
|
Steples, rafia, label
|
-
|
Rp. 20.000
|
Bahan baku Potato
|
25
Kg
|
Rp. 300.000
|
Bahan baku makaroni
|
25
kg
|
Rp. 300.000
|
Bahan baku kerupuk
|
30
Kg
|
Rp. 400.000
|
Minyak
|
6
Kg x @10.000
|
Rp. 60.000
|
Kayu Bakar
|
1
mobil/ 3hari
|
Rp. 500.000
|
Bumbu Asin
|
5
Kg
|
Rp 300.000
|
Bumbu Pedas
|
5
Kg
|
Rp. 300.000
|
Total
|
Rp. 2.600.000
|
c)
Rata-rata
biaya produksi perbulan
Barang/Bahan
|
Harga/hari
x 1 bulan
|
Harga
|
Plastik
|
420.000
x 30 hari
|
Rp. 12.600.000
|
Steples, rafia, label
|
20.000
x 30
|
Rp. 60.000
|
Bahan baku Potato
|
300.000
x 30
|
Rp. 9.000.000
|
Bahan baku makaroni
|
300.000
x 30
|
Rp. 9.000.000
|
Bahan baku kerupuk
|
400.000
x 30
|
Rp. 1.200.000
|
Minyak
|
60.000
x 30
|
Rp. 1.800.000
|
Kayu Bakar
|
10
mobil x 500.000
|
Rp. 5.000.000
|
Bumbu Asin
|
300.000
x 30
|
Rp 9.000.000
|
Bumbu Pedas
|
300.000
x 30
|
Rp. 9.000.000
|
Total
|
Rp. 44.060.000
|
d) Sumber modal awal
Awal
mula modal yang digunakan untuk membangun perusahaan ini didapat dari hasil
pinjaman dari bank secara kecil-kecilan. Karena pinjaman tersebut akan
digunakan sebagai modal usaha kecil-kecilan. Setelah melewati beberapa waktu
sebagai perusahaan rumahan, akhirnya usahanya dapat berkembang dan sekarang
bahkan sudah bisa balik modal.
e)
Laba usaha Makaroni, Potato dan Kerupuk:
Laba
yang didapatkan sangatlah
menarik. Dalam satu bulan jika ditotal secara keseluruhan, laba yang didapatkan
bahkan dapat diperkirakan sebanyak 5 juta rupiah per bulan. Ini merupakan laba
bersih. Untuk laba kotornya sendiri selalu berubah-ubah. Dikarenakan terkadang
ada perubahan harga pasar pada bahan mentah dan bumbu sedangkan pihak
perusahaan tetap menjual produknya dengan harga yang telah ditetapkan. Bapak
Encu memperkirakan rata-rata laba bersih yang selalu perusahaan ini dapatkan
berjumlah sebanyak 5 juta rupiah.
f)
Jumlah karyawan :
Karyawan yang bekerja pada
perusahaan ini sebanyak 63 orang. Terhitung dari mas Yayan dan mas Imam sebagai
karyawan di bagian produksi, mas Adang/mas Samsul sebagai sopir, dan 60
karyawan/karyawati lain yang bekerja pada bagian pengepackan/pengemasan.
g)
Kendala yang dihadapi dalam menjalankan
bisnisMakaroni, Potato, Kerupuk:
Kendala
yang sering dihadapi adalah ketika terjadi kenaikan harga bahan baku,
perusahaan tidak bisa menaikkan harga jual produk. Hal ini menjadi kendala yang
bisa memberikan dampak terhadap penjualan dan laba yang didapatkan. Akhirnya
perusahaan membuat alternatif lain dengan cara ketika terjadinya kenaikan harga
bahan baku, perusahaan mengurangi isi makaroni dalam tiap bungkusnya sehingga
dapat menjadi langkah untuk menyeimbangkan antara harga bahan baku dengan harga
jual setelah produk siap dipasarkan.
Kendala
lain yang sering dihadapi ialah stok kayu bakar yang sulit didapatkan. Hal ini
terjadi karena kayu yang dalam kondisi kering sulit untuk didapatkan, sedangkan
kayu dalam kondisi basah sangat mudah didapatkan. Sehingga jika stok kayu
kering sedang kosong, jika menggunakan kayu yang basah maka proses produksi
akan terhambat karena harus menjemur kayu tersebut agar bisa menjadi kering.
Sedangkan proses penjemuran kayu basah memakan waktu yang terbilang cukup lama.
Kendala
lain yang dihadapi adalah ketika sedang musim hujan, proses produksi untuk
kerupuk menjadi terhambat. Dikarenakan kurangnya sinar matahari yang berperan
dalam proses penjemuran kerupuk sebelum digoreng, akhirnya kerupuk tidak bisa
menjadi seenak ketika kerupuk dijemur dibawah sinar matahari secara penuh.
Dalam hal ini, perusahaan menyikapinya dengan mengoven kerupuk lebih lama
daripada saat produksi pada musim kemarau. Metode ini dilakukan agar kerupuk
bisa lebih cepat kering dan cepat mengembang meskipun tidak maksimal ketika
dijemur dengan sinar matahari yang kurang.
B. LAMPIRAN
Proses
penggorengan potato
(Penggorengan Potato) (Pemberian Bumbu)
(Pengadukan Bumbu) (Pengadukan Bumbu)
(Pengemasan Potato) (Kemasan siap didistribusikan)
Proses
penggorengan kerupuk
(Penjemuran Kerupuk) (Pengovenan Kerupuk)
(Penggorengan Kerupuk) (Pengadukan Bumbu)
(Pengemasan Kerupuk)
Lampiran
lain :
Pengemasan
Makaroni
Wawancara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar